BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
salah satu indikator pelayanan kesehatan di suatu negara. Angka kematian ibu di
Indonesia sendiri masih sangat tinggi. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2005, angka kematian ibu saat melahirkan
adalah sebanyak 262 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut Departemen Kesehatan RI ( 2008 )
Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, dimana
penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan (28 %), eklampsia (24 %), komplikasi puerperium (8
%), dan abortus (5 %). Hal
tersebut tidak berbeda jauh pada tahun 2003 angka kematian ibu adalah 307 per
100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu
diantaranya perdarahan sebanyak 30 % dari total kasus kematian, abortus 25 %,
eklampsia 12 %, infeksi 5 %,partus lama 5 %,emboli obstetrik 3 %, komplikasi
masa nifas 8 %, dan penyebab lain 12 % ( Siswono, 2005 ).
Angka kematian ibu di Jawa Tengah
adalah 252 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dua kali
lipat lebih tinggi dari target Millenium
Development Goals (MDGs) 2015 yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup (Erlina,
2008). Menurut Manuaba (2008),
penyebab kematian maternitas terbanyak adalah perdarahan (40-60%), eklampsia (20-30%)
dan infeksi (15-30%). Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50%
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dengan demikian asuhan pada
masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu
maupun bayinya (Saefudin,2001).
Tujuan asuhan masa nifas antasa
lain : menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologi,
melaksanakan skrining komprehensif mendeteksi masalah mengobati, atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan pendidikan
kesehatan mengenai perawatan kesehatan diri, nutrisi, menyusui (ASI), keluarga
berencana, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehari-hari, dan
memberikan pelayanan keluarga berencana
(Depkes RI, 2008).
Angka kejadian
perdarahan post partum di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dua
bulan terakhir (13 Januari 2011 – 13 Maret
2011) yaitu 25 kasus atau 7. 02 % dari 356 jumlah persalinan (Data Rekam medik RSUD
Margono, 2011).
B.
Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan Umum
Untuk mempelajari dan memahami
asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum.
2.
Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mempelajari dan
memahami penerapan asuhan kebidanan yaang meliputi :
a. Pengumpulan
data dasar secara subyektif dan obyektif pada kasus ibu nifas dengan perdarahan post partum.
b. Intrerpretasi
data klien untuk kasus ibu nifas dengan post
partum.
c. Penetapan
diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan dari ibu nifas
dengan perdarahan post partum.
d. Penetapan
kebutuhan atau tindakan
segera untuk konsultasi, kolaborasi, merujuk kasus ibu nifas dengan perdarahan post partum.
e. Penetapan
rencana asuhan kebidanan untuk kasus ibu nifas dengan post partum.
f. Pelaksanaan
tindakan untuk kasus ibu nifas dengan perdarahan
post partum.
g. Evaluasi
efektifitas asuhan yang diberikan dan memperbaiki tindakan yang dipandang perlu.
C. Manfaat
Manfaat studi kasus ini diarahkan
untuk kepentingan
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan kepentingan bagi lembaga terkait :
1. Institusi
Rumah Sakit
Hasil studi kasus ini dapat
dimanfaatkan sebagai masukan data dan
kejadin kasus ibu nifas dengan perdarahan post partum.
2. Mahasiswa
Hasil studi kasus ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam memberikan asuhan kebidanan tentang
kasus ibu nifas dengan perdarahan post
partum.
BAB II
TINJAUAN TEORI
I.
Perdarahan
Post Partum
A.
Pengertian
Ada beberapa
sumber yang menyatakan tentang perdarahan post partum, diantaranya:
1.
Perdarahan post partum adalah kehilangan darah lebih
dari 500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala
III yang disebabkan karena perdarahan pasca persalinan, placenta previa,
solutio placenta, kehamilan ektopik, abortus dan ruptur uteri yang merupakan
penyebab ¼ kematian ibu (Anggraeni, 2010).
2.
Perdarahan post partum adalah perdarahan setelah bayi
lahir yang volumennya melebihi 500 cc (Manuaba, 2008).
3.
Perdarahan post partum adalah perdarahan 500 cc atau
lebih setelah kala III selesai (setelah placenta lahir). Pengukuran darah yang
keluar sukar untuk dilakukan secara tepat (Sarwono, 2007).
4.
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang pasif yang
bersal dari tempat implantasi, merupakan penyebab kematian ibu disamping
perdarahan karena hamil ektopik dan abortus (Sarwono)
B.
Klasifikasi
klinis
Menurut Anggraeni
(2010) Perdarahan pasca persalinan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Perdarahan pasca persalinan primer (early postpartum haemorrhage, atau
perdarahan pasca persalinan segera). Perdarahan pasca persalinan primer terjadi
dalam 24 jam pertama dan yang terbanyak terjadi dalam 2 jam pertama. Penyebab
utama perdarahan pasca persalinan primer adalah atonia uteri, retensio
placenta, sisa placenta dan robekan jalan lahir.
2.
Perdarahan pasca persalinan sekunder (late postpartum haemorrhage, atau perdarahan
masa nifas, atau perdarahan pasca persalinan lambat). Perdarahan pasca
persalinan sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan
pasca persalinan sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa placenta atau membran.,
2008).
C.
Etiologi
Menurut Anggraeni (2010)
penyebab perdarahan post partum adalah sebagai berikut:
1.
Atonia uteri
Pada atonia uteri
uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik, dan ini merupakan sebab utama
dari perdarahan postpartum. Uterus yang sangat teregang (hidramnion, kehamilan
ganda atau kehamilan dengan janin besar), partus lama dan pemberian narkosis
dan merupakan predisposisi untuk terjadinya atonia uteri.
2.
Laserasi jalan lahir
Robekan jalan
lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan.
Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasca
persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan
cerviks atau vagina.
3.
Robekan cervik
Persalinan selalu
mengakibatkan robekan servik, sehingga servik seorang multipara berbeda dari
yang belum pernah melahirkan pervaginam. Robekan servik yang luas menimbulkan
perdarahan dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus. Apabila placenta sudah
lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi baik. Namun, perdarahan masih belum
berhenti dikarenakan adanya robekan
melintang atau miring pada bagian atas vagina.
4.
Fistula
Fistula akibat
pembedahan vagina makin lama makin jarang karena tindakkan vagina yang sulit
untuk melahirkan anak banyak diganti dengan seksio sesaria. Fistula dapat
terjadi mendadak karena perlukaan pada vagina yang menembus kandung kemih atau
rektum, misalnya oleh perforator atau alat untuk dekapitasi, atau karena
robekan servik menjalar ketempat-tempat tersebut. Jika kandung kemih luka, urin
segera keluar melalui vagina.
5.
Robekan perineum
Robekan perineum terjadi
pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan
berikutnya. Robekan perinium umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi
luas apabila kepala janin lahir terlalucepat, sudut arkus pubis lebih kecil
daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang
lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika.
6.
Retensio Placenta
Retensio Placenta
adalah belum lahirnya placenta 30 menit setelah anak lahir. Tidak semua
retensio placenta menyebabkan terjadinya perdarahan. Apabila terjadi
perdarahan, maka placenta dilepaskan secara manual lebih dulu.
7.
Tertinggalnya Sisa Placenta
Suatu waktu bagian
dari placenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak
berkontraksi dengan baik dan keaadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi
mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa placenta.
8.
Inversio Uterus
Uterus dikatakan
megalami inversi jika bagian dalam menjadi diluar saat melahirkan placenta.
Reposisi sebaiknya segera dilakukan. Dengan berjalannya waktu, lingkaran
kontriksi sekitar uterus yang terinversi akan mengecil dan uterus akan terisi
darah.
9.
Hematoma
Hematoma yang
biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserarasi atau atau pada
daerah perineum.
D.
Faktor
Predisposisi
Menurut Manuaba
(2008) faktor predisposisi perdarahan post partum adalah sebagai berikut:
1. Keadaan umum pasien yang mempunyai gizi
rendah:
a.
Hamil dengan anemia
b.
Hamil dengan kekurangan gizi/malnutrisi
2. Kelemahan dan kelelahan otot rahim
a.
Grande multipara
b.
Jarak kehamilan dan persalinan kurng dari 2 tahun
c.
Persalinan lama atu terlantar
d.
Persalinan dengan tindakan
e.
Kesalahan penanganan kala III
3. Pertolongan persalinan dengan tindakan
4. Overdistensi pada kehamilan:
a.
Hidramnion
b.
Gemeli
c.
Berat anak yang melebihi 4000 gram
E.
Gejala
klinis
Menurut Anggraeni
(2010) gejala klinis perdarahan post partum adalah sebagai berikut:
1.
Atonia uteri
Tanda dan
gejala:
a.
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
b.
Perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan pasca
persalinan primer)
2.
Robekan jalan lahir
Tanda dan
gejala:
a.
Perdarahan segera
b.
Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
c.
Uterus kontraksi baik
d.
Plasenta baik
3.
Retensio plasenta
Tanda dan gejala
:
a.
Plasenta belum lahir setelah 30 menit
b.
Perdarahan segera
c.
Uterus berkontraksi baik
4.
Tertinggalnya sebagian plasenta ( sisa plasenta )
Tanda dan gejala
:
a.
Plasenta atau sebagian selaput ( mengandung pembuluh
darah) tidak lengkap
b.
Perdarahan segera
5.
Invertio uteri
Tanda dan gejala
:
a.
Uterus tidak teraba
b.
Lumen vagina terisi masa
c.
Tampak tali pusat ( jika plasenta belum lahir )
d.
Perdarahan segera
e.
Nyeri sedikit atau berat
F.
Komplikasi
Perdarahan Post Partum
Menurut Manuaba (2008) komplikasi perdarahan post
partum adalah sebagai berikut :
1.
Memudahkan terjadinya :
a.
anemia yang berkelanjutan
b.
infeksi puerperium
2.
Terjadinya nekrosis hipofisis anterior
a.
menurunnya berat badan
b.
penurunan fungsi seksual
c.
turunnya metabolisme hipotensi
d.
amenorea sekunder
e.
memudarnya tanda tanda sekunder
G. Penanganan Perdarahan Post Partum
Apabila placenta belum lahir dalam 30 menit sampai 1
jam setelah bayi lahir, apalagi bila terjadi perdarahan maka harus segera
dikeluarkan.
1.
Lahirkan placenta dengan cara manual.
2.
Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi
fundus uteri
3.
Memeriksa placenta dan selaput ketuban apakah lengkap
atau tidak
4.
Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari : sisa
placenta atau selaput ketuban, robekan
rahim, plasecenta suksenturiata
5.
Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina
dan varices yang pecah
6.
Pemeriksaan laboratorium, periksa darah yaitu Hb, COT (Clot Observation Test)
H. Atonia Uteri
Miometriunm tidak berkontraksi,
2/3 dari semua perdarahan post partum, 20% terjadi pada ibu tanpa factor resiko
Factor
resiko :
1.
Uterus meregang > normal
2.
Persalinan lama
3.
Partus presipitatus
4.
Persalinan dengan induksi/akselrasi oksitosin
5.
Infeksi intrapartum
6.
Grande multigravida
7.
Umur
Penatalaksanaan Atonia Uteri
BAGAN PENANGANAN ATONIA UTERI
MASSASE FUNDUS
UTERI SEGERA SESUDAH PLASENTA LAHIR (MAKSIMAL 15 DETIK)
|
UTERUS KONTRAKSI?
|
EVALUASI RUTIN
|
YA
TIDAK
PERTAHANKAN KBI
1-2 MENIT
KELUARKAN TANGAN HATI-HATI
LAKUKAN
PENGAWASAN KALA IV
|
EVALUASI/DIBERSIHKAN
BEKUAN DARAH/SELAPUT KETUBAN
KBI ->MAKSIMAL
5MENIT
|
UTERUS KONTRAKSI?
|
YA
TIDAK
-KBE (AJARKAN
KELUARGA)
-METILERGOMETRIN
0,2 MG IM
-INFUS RL+20 IU
OKSITOSIN /500CC GUYUR
-KBI (ULANGI)
|
TETAP
PENGAWASAN KALA IV
|
UTERUS KONTRASI?
|
YA
RUJUK SIAPKAN
LAPAROTOMI
LANJUTKAN
PEMBERIAN INFUS +20 IU OKSITOSIN,MINIMAL 500CC/JAM
|
PERTAHANKAN
UTERUS
|
BERHENTI
TETAP
LIGASI ATONIA
UTERI DAN /A.HIPOGRASTIKA
|
PERDARAHAN
|
HISTREKTOMI
|
II. Proses Manajemen Kebidanan Menurut Varney
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan
pemecahan masalah kesehatan ibu dan anakyang dikhusus dilakukan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga, masyarakat, dalam
melakukan asuhan menggunakan langkah manajemen kebidanan yang terdiri dari 7
langkah Varney (Depkes RI, 1999).
A.
PENGKAJIAN
Pengkajian adalah
mengumpulkan informasi yang sistematis tentang klien termasuk kekutan dan
kelemahan klien.
1.
Identitas ibu
a.
Nama
Nama yang jelas dan lengkap
b.
Umur
Umur dicatat dalam hitungan jam,
bulan,tahun, sebaiknya dinyatakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan
c.
Jenis kelamin
Pada jenis kelamin dinyatakan jenis
kelamin laki-laki atau perempuan
d.
Suku
Dinyatakan untuk mengetahui jenis
suku atau kebangsaan
e.
Agama
Dinyatakan utuk mengetahui
kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien. Dengan diketahui
agama pasien akan memudahkan dan melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan
kebidanan.
f.
Pendidikan
Dinyatakan untuk mengetahui tingkat
pendidikan mempengaruhi tingkat kesehatan pasien.
g.
Alamat
Dinyatakan untuk mempermudah hubungan
bila keadaan mendesak.
2.
Anamnesa (Data Subyektif)
Anamnesa (data
subyektif) diperoleh dari informasi yang diberikan oleh pasien atau keluarga
pasien dalam anamnesa data- data yang meliputi :
a.
Keluhan utama
Mengenai keluhan yang ada pada pasien
b.
Alasan dating
Mengenai alasan mengapa pasien
tersebut datang kepelayanan kesehatan.
c.
Riwayat penyakit dahulu
Mengenai riwayat
dahulu data yang diperlukan atau dinyatakan meskipun penyakit yang ada meliputi
:
1)
Penyakit pada saat hamil
2)
Kebiasaan pada waktu hamil
3)
Riwayat persalinan sekarang
3.
Pemeriksaan Fisik ( Data Oyektif )
Data obyektif
didasarkan pada fenomena yang dapat diamati dan dipertunjukan secara fakta.
Fenomena tersebut yang dapat diamati dikumpulkan oleh seseorang selain daripada
pasien. Pemeriksaan fisik pada kasus perdarahan post partum data yang
diperlukan meliputi :
a.
Keadaan umum
b.
Kesadaran
c.
Pemeriksaan fisik secara sistematis
B.
INTERPRETASI
DATA
Ada beberapa hal
masalah tidak dapat diidentifikasi atau diterapkan sebagai diagnosa, tetapi
perlu dipertimbangkan untuk pengembangan rencana pelayanan komprehensif.
Masalah – masalah berhubungan dengan pelayanan nyata yang ditetapkan sebagai
diagnosa dan sering diidentifikasi bidang tertentu pengalaman tersebut ( Depkes
RI 2003 ).
C.
ANTISIPASI
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Pada langkah ini
dilakukan identifikasi masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil
mengamati klien. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial perdarahan post
partum sisa plasenta dan anemia sedang adalah anemia berat.
D.
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera dengan dr.Sp.OG untuk memberikan tindakan selanjutnya.
E.
PERENCANAAN
Rencana tindakan
komprehensif ditentukan berdasarkan tahaan dulu atau sebelumnya untuk
mengantisipasi masalah serta diagnosa. Kasus perdarahan post partum sisa
plasenta dan anemia sedang rencana yang dirumuskan adalah melakukan kuretase.
F.
PELAKSANAAN
Pelaksanaan
rencana tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun
pada kasus perdarahan post partum sisa plasenta dan anemia sedang.. Pelaksanaan
rencana tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan menyeluruh yang telah
disusun.
G.
EVALUASI
Evaluasi merupakan
suatu penganalisa hasil implementasi asuhan yang telah dilaksanakan dalam
periode untuk menilai keberhasilannya, apakah benar-benar memenuhi kebutuhan
untuk dibantu.Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi berdasarkan analisa. Jika
keadaan pasien sudah membaik pasien diperbolehkan untuk pulang.
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATOLOGIS
Ny. S UMUR 34 TAHUN PII A0 Ah II 6 JAM POST (PARTUM VACUM EXTRASI) DENGAN
PERDARAHAN POST PARTUM
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF.
Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
No.
Register : 858730
Tempat
praktek : RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo
Tgl/jam
masuk : 09 Juli 2011 jam
: 13.20 WIB
Ruang : Flamboyan
I.
Pengkajian
Tgl : 09 Juli 2011 Jam : 16.15 WIB
A. Identitas / Biodata
Nama
Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. S
Umur : 34 Thn Umur : 43 Thn
Suku/Kebangsaan : Jawa/ Ind. Suku/Kebangsaan : Jawa/Ind.
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan :
SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Tani
Alamat
Rumah : Gn. wetan RT 06/01
B. Anamnesa
Tgl : 09 Juli 2011 Jam : 16.15 WIB
1.
Alasan kunjungan ini : pasien baru datang ke ruang
nifas kiriman VK dengan riwayat Vacum Ekstrasi.
2. Keluhan
sekarang : ibu mengatakan badannya lemas dan mengeluarkan darah seperti
menstruasi (± 3 pembalut penuh)
3. Riwayat
menstruasi :
Ø Menarche
umur : 12 Thn
Ø Siklus : 30 hari
Ø Banyaknya : hari1-2, 4x ganti
pembalut/hari, penuh
Hari 3-4, 3x ganti
pembalut/ hari setengah penuh
Hari 5-6, 2x ganti
pembalut/ hari setengah penuh
Hari ke 7, flek
Ø Teratur/tidak
teratur : teratur
Ø Lamanya : 7 hari
Ø Dismenorhoe : tidak ada
Ø Sifat
darah : encer
4. Riwayat
kehamilan, persalian, dan nifas yang lalu :
No
|
Tgl/Bln/Thn
|
Jenis
Persalinan
|
penolong
|
Tempat persalinan
|
Komplikasi
|
Bayi
|
Nifas
|
|||
Ibu
|
Bayi
|
PB/BB
|
JK
|
laktasi
|
Perdarahan
|
|||||
1
|
13 mei 2001
|
Vacuum ekstrai
|
Dokter, bidan
|
RSMS
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
49/3,2 kg
|
Pr
|
lancar
|
Tidak ada
|
2
|
9 juli 2011
|
Vacuum ekstrasi
|
Dokter, bidan
|
RSMS
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
49/3,1 kg
|
Pr
|
lancar
|
Ada
|
5. Riwayat Kehamilan dan persalinan terakhir :
Usia
kehamilan : 36 minggu 5 hari
Tempat
persalinan : RSMS penolong : Dokter dan bidan
Jenis
persalinan : Ekstraksi vacuum
·
Komplikasi
Partus
tak maju : ada
KPD : Tidak ada
Lain-lain
: Tidak ada
·
Plasenta
Lahir : plasenta lahir spontan,
tidak lengkap
Kelainan : Tidak ada
·
Perinium
Utuh : Tidak
Ruptur : Iya, derajat II
Episiotomi
: Iya
Jahitan : 4 zyde
·
Perdarahan
Kala I : 50 cc
Kala II : 100 cc
Kala III : 100 cc
Kala IV : 80 cc
6. Keadaan
bayi baru lahir
Lahir tanggal : 9 Juli 2011 pukul : 10.15 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 3100 gram PB : 49 cm
LK : 31 cm LD : 31 cm
Nilai
APGAR : 7,9,10
Cacat
bawaan : Tidak ada
Rawat
gabung : Iya
7. Pola
kebiaasaan sehari-hari :
|
Sebelum bersalin
|
Setelah bersalin
|
Nutrisi
|
·
Makan : 3 x/hari
Porsi: 1 piring
Komposisi: nasi,lauk,sayur
·
Minum : 6 gls/hari
Jenis : air putih dan air teh
·
Kebiasaan lain : tidak ada
·
Keluhan : tidak ada
|
·
Makan : 1 kali
Porsi : ½ piring
Komposisi :nasi, lauk,sayur
·
Minum : 4 gelas
Jenis : air putih dan teh manis
·
Kebiasaan lain : tidak ada
·
Keluhan : tidak ada
|
Eliminasi
|
·
BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lunak
Warna : kuning kecoklatan
·
BAK
Frekuensi : 4-6 x/hari
Konsistensi : cair
Warna : jernih kekuningan
Keluhan : tidak ada
|
·
BAB
Frekuensi : belum
Konsistensi : belum
Warna : belum
·
BAK
Frekuensi : 1 kali
Konsistensi : cair
Warna : kuning kemerahan
Keluhan : tidak ada
|
Seksualitas
|
3x/minggu
Keluhan : tidak ada
|
Belum melakukan
Keluhan : tidak ada
|
Personal hygiene
|
·
Mandi : 2x/hari
·
Keramas : 3x/minggu
·
Ganti pakaian : 2x/hari
·
Keluhan : tidak ada
|
·
Mandi : belum
·
Keramas : belum
·
Ganti pakaian : 1 kali
·
Keluhan :
belum
|
Ambulasi
|
Memasak,mencuci,mengurus anak
|
Belum beraktifitas
|
Istirahat
|
Siang : 1 jam
Keluhan : tidak ada
Malam : 7 jam
Keluhan : tidak ada
|
Siang : belum
Keluhan : tidak ada
Malam : belum
Keluhan : tidak ada
|
8.
Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
a.
Riwayat
kesehatan ibu sekarang dan dahulu
Ø Penyakit
Jantung :
tidak ada
Ø Penyakit
Asma/TB paru : tidak ada
Ø Penyakit
DM :
tidak ada
Ø Penyakit
Epilepsi :
tidak ada
Ø Penyakit
hipertensi : ada, saat
UK 7 bulan
Ø Penyakit
Ginjal :
tidak ada
Ø Penyakit
Hepatitis : tidak ada
Ø Penyakit
malaria : tidak
ada
Ø Penyakit
IMS : tidak
ada
Ø Penyakit
HIV/AIDS : tidak ada
Ø Lain-lain : tidak
ada
b.
Riwayat penyakit keluarga :
Ø Penyakit
Jantung :
tidak ada
Ø Penyakit
Asma/TB paru : tidak ada
Ø Penyakit
DM :
tidak ada
Ø Penyakit
Epilepsi :
tidak ada
Ø Penyakit
hipertensi : tidak ada
Ø Penyakit
Ginjal :
tidak ada
Ø Penyakit
Hepatitis : tidak ada
9.Riwayat KB
No
|
Alat/cara
|
Pasang/mulai
|
Lepas/stop
|
|||
Tgl/Bln/Thn
|
oleh
|
Tgl/Bln/Th
|
Oleh
|
masalah
|
||
1.
|
Suntik 3
bulan
|
Juni 2001
|
bidan
|
Januari 2002
|
Sendiri
|
Perdarahan
|
Rencana KB selanjutnya
: ibu mengatakan ingin menggunakan KB implant
10. Data
psikososial
Ø Pengalaman
menyusui : pernah
Ø Pengalaman
waktu melahirkan : ada
Ø Pengetahuan
ibu tentang masa nifas dan perawatan bayi : ibu sudah mengetahui tentang perawatan masa nifas dan perawatan bayi
Ø Pendapat
ibu tentang bayinya : ibu
senang bayinya telah lahir
Ø Kecemasan
:
ada
Ø Pengambil
keputusan : suami
C.
Pemeriksaan
Fisik
1.
Pemeriksaan umum
Ø Keadaan umum : cukup
Ø Kesadaran : composmetis
Ø Keadaan emosional
: stabil
Ø Tanda
vital : TD : 140/90 mmHg
N : 60x/ menit
R : 20x/ menit
S : 38,4˚C
Ø
Tinggi badan :
156 cm
Ø
Lila :
27cm
Ø
Berat badan sekarang : 64 kg
2.
Pemeriksaan khusus(head to toe)
a.
Kepala
Muka/wajah : tidak oedema
Lain-lain : tidak
ada
b.
Mata
Kelopak
mata : tidak
odema
Konjungtiva : pucat
Sclera : putih
Lain-lain : tidak
ada
c.
Hidung
Secret/polip : tidak ada
Lain-lain : tidak
ada
d. Telinga:
serumen/polip : tidak ada
lain-lain : tidak
ada
e. Mulut:
Bibir : tidak
pucat
Gigi : tidak
caries/berlubang
f.
Leher
Ø
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
Ø
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
Ø
Lain-lain :
tidak ada
g. Dada
Payudara
Ø Pembesaran :iya
Ø Puting
susu : menonjol
Ø Simetris : ya
Ø Benjolan : tidak ada
Ø Pengeluaran : ada, kolostrum
Ø Areola : menghitam
Ø Rasa
nyeri : tidak ada
Ø Lain-lain : tidak ada
d. Abdomen
Ø
Pembesaran :
ada
Ø
Benjolan abnormal : tidak ada
Ø
Bekas luka operasi : tidak ada
Ø
Kandung kemih :
kosong
Ø
Lain-lain :
tidak ada
e.
Uterus
TFU : satu
jari dibawah pusat
Kontraksi
uterus : lembek
Lain-lain : tidak
ada
f.
Ano-genital
(inspeksi)
Ø
Perineum
·
Bekas luka jahitan : ada
·
Kebersihan :
bersih, tidak ada tanda infeksi
·
Oedema :
tidak ada
Ø
Vulva vagina
·
Tanda infeksi :
tidak ada
Ø
Pengeluaran pervaginam
·
Warna :
merah
·
Lochea :
Rubra
·
Konsistensi :
cair
·
Bau :
khas
·
Banyaknya :
± 300cc
Ø
Anus
: tidak
ada hemoroid
Ø
Varises dan odema : tidak ada
g.
Ekstremitas
Ø
Atas
·
Oedema :
tidak ada
·
Kebersihan :
baik
·
Warrna jari dan kuku : normal
·
Turgor :
baik
·
Kekakuan otot dan sendi : tidak ada
·
Kemerahan :
tidak ada
·
Lain-lain : terpasang infus RL 20 tpm ditangan kanan
Ø
Bawah
·
Oedema : ada
·
Kebersihan :
baik
·
Warna jari dan kuku : normal
·
Turgor :
baik
·
Kekakuan otot dan sendi: tidak ada
·
Kemerahan :
tidak ada
·
Varises : tidak ada
·
Reflek :
tidak dilakukan
·
Lain-lain :
tidak ada
D.
Pemeriksaan
Penunjang
Ø Pemeriksaan
laboratorium
Darah
lengkap tgl 9 juli 2011 jam 16.55 WIB
Hemoglobin : 9,1 gr/dL Nilai Normal: 12. 0 – 16. 0 gr/ dL
Leukosit : 20450 /Ul Nilai Normal: 4800 – 10800 / uL
Hematokrit : 26 % Nilai
Normal: 37- 47 %
Eritrosit : 2,9 /uL Nilai Normal: 4. 2- 5.4 10ʌ6 /uL
Trombosit : 120.000 /uL Nilai Normal: 150. 000 – 450. 000/ uL
MCV :
89,2 fl Nilai Normal: 79,0-99,0
MCH :
31,3 pd Nilai Normal:27,0-31,0
MCHC : 35,3% Nilai Normal:33,0-37,0
RDW :
12,9 % Nilai Normal:11,5-14,5
MPV : 9,8 FL Nilai Normal:7,2-11,1
Hitung
jenis
Basofil :0,0 % Nilai Normal:0,0-1,0
Eosinofil :0,0 % Nilai Normal:2,0-4,0
Batang :0,0% Nilai Normal:2,0-5,0
Segmen :85,0% Nilai Normal:40,0-70,0
Limfosit :8,0% Nilai Normal:25,0-40,0
Monosit :7,0% Nilai Normal:2,0-8,0
PT :13,4 detik Nilai Normal:11,5-15,5
APTT :34,1 detik Nilai Normal:30-40
Ø USG
: sisa plasenta
II. Interpretasi Data
Ø Diagnosa
: Ny. S umur 34 tahun PII A0 AHII 6
jam post vacum extrasi dengan perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
Data dasar : Subjektif :
-
Ibu mengatakan bernama Ny. S berumur 34 tahun.
-
Ibu mengatakan pernah melahirkan 2 kali dengan
cara vacuum extrasi dan belum pernah
keguguran.
-
Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 9 juli
2011 jam 10.20 WIB.
-
ibu mengatakan badannya lemas dan mengeluarkan darah
seperti menstruasi (± 3 pembalut penuh)
Objektif :
-
KU :
cukup
-
Kesadaran :
composmetis
-
Keadaan emosional :
stabil
-
Tanda vital : TD :
140/90 mmHg
N : 60x/ menit
R : 20x/ menit
S : 38,4˚C
-
TFU : 1 jari di
bawah pusat
-
Kontraksi uterus lembek
-
PPV : warna
merah segar, jumlah ± 300 cc
-
Hb: 9,1 gram/ %
-
Konjungtiva: pucat
Ø
Masalah : ibu mengatakan badannya lemas dan mengeluarkan
darah seperti menstruasi (± 3 pembalut penuh)
Ø
Kebutuhan :
Cukupi kebutuhan cairan ibu
III. Diagnosa Potensial
Syok haemorage
Data dasar:
-
ibu mengatakan badannya lemas dan mengeluarkan darah
seperti menstruasi (± 3 pembalut penuh)
-
perdarahan: ± 300 cc
IV. Antisipasi Tindakan Segera
Lakukan kolaborasi dengan dr. SpOG
untuk pemberian terapi dan penanganan
V. Perencanaan
1.
Jelaskan keadaan dan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga
2.
Cukupi kebutuhan cairan ibu.
3.
Lakukan eksplorasi untuk mengetahui penyebab
perdarahan.
4.
Lakukan kolaborasi dengan dr. SpOG untuk pemberian
terapi dan penanganan
Ø Paracetamol
500 mg
Ø Drip
synto 20 IU 40 tpm
Ø Gastrul
2 tablet/ rectal
Ø Methergin
1 ampul IM
5.
Pantau perkembangan ibu
VI.
Pelaksanaan
Tgl : 9 Juli
2011 jam : 13.25 WIB
1.
Menjelaskan keadaan dan hasil pemeriksaan kepada ibu
dan keluarga bahwa ibu mengalami perdarahan yang disebabkan karena kontraksi
uterus lembek.
2.
Menjelaskan kebutuhan cairan ibu dengan menganjurkan
ibu untuk memperbanyak minum agar ibu tidak mengalami dehidrasi karena
kehilangan banyak darah.
3.
Melakukan eksplorasi untuk mengetahui perdarahan, setelah explorasi stosel
di keluarkan dan uterus di massase.
4.
Melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG untuk :
a.
Melanjutkan pemberian cairan infus RL dengan synto 20
IU di 40 tpm
b.
Memberikan terapi :
Ø Paracetamol
500 mg, 3 x1 tablet
Ø Drip
synto 20 IU 40 tpm.
Ø Gastrul
2 tablet/ rectal
Ø Methergin
1 ampul IM
5.
Memantau perkembangan ibu.
VII.Evaluasi
Tgl : 9 Juli
2011 jam
: 13.35 WIB
1. Ibu
dan keluarga sudah mengetahui keadaan ibu
2. Kebutuhan
cairan ibu tercukupi, ibu bersedia untuk memperbanyak minum.
3. Eksplorasi
sudah dilakukan,stosel sudah dikeluarkan dan uterus sudah di massase.
4. Kolaborasi
telah dilakukan,dan semua terapi sudah di berikan,keadaan umum pasien sudah
mulai membaik.
5. Hasil
pemantauan : terlampir
PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
NAMA : Ny. S USIA :
34 Tahun
NO. RM : 858730 ALAMAT :
Gn. Wetan 06/I Jati lawang
Tanggal / jam
|
S
|
O
|
A
|
P
|
09 Juli 2011
14.00 WIB
10 Juli 2011
05.00 WIB
11
Juli 2011
02.00
WIB
04.30 WIB
12 Juli 2011
15.00 WIB
|
-
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
-
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Ibu
mengatakan kedinginan
-
Ibu mengatakan sudah tidak kedinginan
-
Ibu mengatakan tidak pusing
- Ibu
mengatakan tidak ada keluhan
|
-
KU: sedang, anemis
-
PPV:1 pembalut penuh
-
VS:
TD:
140/90 mmHg
N: 60
x/mnt
R:
20x/mnt
S:
38,4 ºC
-
Hb : 9,1gr%
-
KU: cukup
-
PPV:1 pembalut penuh
-
VS:
TD:
140/100 mmHg
N: 84
x/mnt
R:
20x/mnt
S:
36,8 ºC
-
VS
TD:
150/90 mmHg
N: 80
x/mnt
S:
35,9 ºC
R:
18x/mnt
-
VS
TD:
130/80 mmHg
N: 82
x/mnt
S:
35,9 ºC
R:
18x/mnt
-
TD : 170/ 110 mmHg
-
N: 80 x/mnt
-
Nifedipin 1 tablet
|
- Ny. S
umur 34 tahun PII A0 AHII 1 hari post vacum
extrasi dengan perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
-
Ny. S umur 34 tahun PII A0 AHII 2 hari post
vacum extrasi dengan perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
Ny.
S umur 34 tahun PII A0 AHII 3 hari post
vacum extrasi dengan perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
Ny.
S umur 34 tahun PII A0 AHII 3 hari post
vacum extrasi dengan perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
Ny.
S umur 34 tahun PII A0 AHII 4 hari post
vacum extrasi dengan perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
|
-
Monitor suhu
-
Monitor TTV
-
Monitor eliminasi
-
Monitor kontraksi
-
Cek DL ulang
-
Monitoring perdarahan
-
Monitor KU
-
Monitor PH dan VH
-
Monitor PPV
-
Monitor eliminasi
-
Monitor US
-
Motifasi makanan bergizi
- Beri
kompres hangat
- Motivasi
VS
- O2 2
liter: positif
Lanjutkan
intervensi
-
Menyeka ibu
-
Monitoring KU
-
Control UT
-
Monit PPV
-
Motif eliminasi
-
Pukul 17.00 WIB mengambil sample darah
untuk cek DL
Pukul 18.00WIB
|
Perkembangan
terakhir hingga hari ini tanggal 13 Juli 2011 pasien masih dirawat di ruang
Flamboyan dengan keadaan mulai membaik dengan pengeluaran darah ± 30 cc
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas mengenai adanya kesesuaian dan kesenjangan antara
teori dan praktek dilapangan dengan harapan dapat diperoleh gambaran secara
nyata dan sejauh mana asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan
perdarahn post partum sisa plasenta dan anemia sedang apakah sudah sesuai
dengan teori dan keaktifan dalam mengatasi kondisi klien.
Menurut Helen Varney (2007:27) alur pikir bidan dalam menghadapi klien
meliputi 7 langkah Varney yaitu ; pengkajian, interpretasi data, diagnosa
potensial, antisipasi tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi,
uraiannya sebagai berikut :
A. PENGKAJIAN
1.
Data Subyektif
Pada
kasus Ny.S umur 34 th PII A0 dengan perdarahan post
partum karena atonia uteri.
Pengkajian
ini dilakukan melalui anamnesa kepada pasien dengan tujuan untuk mendapatkan
data yang menjadi fokus permasalahan asuhan yang sesuai dengan kasus pada
pasien.
2.
Data obyektif
Pemeriksaan
fisik yang didapat pada kasus Ny.S umur 34 th PII A0
adalah adanya perdarahan 6 jam setelah partus dan kontraksi uterus lembek.
Pada
teori disebutkan tanda dan gejala dari perdarahan post partum karena atonia
uteri yaitu:
a.
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
b.
Perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan pasca
persalinan primer)
B. INTERPRETASI DATA
Pada kasus yang
telah dikaji sebelumnya diperoleh diagnose Ny S umur 34 th PIIA0
dengan perdarahan post partum karena atonia uteri. Berdasarkan kasus Ny S dan
teori tidak terdapat kesenjangan dalam menentukan diagnosa masalah.
C. DIAGNOSA POTENSIAL
Pada kasus Ny S
umur 34 th PII A0 dengan perdarahan post partum karena
atonia uteri
D. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Pada kasus Ny S umur 34 th PII A0 dengan
perdarahan post partum karena atonia uteri penanganan segera yaitu kolaborasi
dengan dr.Sp.OG karena dalam lingkup RS untuk penanganannya meliputi:
Memberikan terapi :
Ø Paracetamol
500 mg
Ø Drip
synto 20 IU 40 tpm.
Ø Gastrul
2 tablet/ rectal
Ø Methergin
1 ampul IM
E. PERENCANAAN
1.
Teori : Merencanakan suatu tindakan yang hendak
dilaksanakan untuk megatasi suatu permasalahan yang ada
2.
Lahan : Sesuai dengan teori yang ada
3.
Pembahasan : Tidak adanya kesenjangan antara teory dengan
yang dilakukuan di lahan
F. PELAKSANAAN
Antara teory
dengan lahan tidak ada kesenjangan yang terjadi, pada langkah ini dilaksanakan
suatu tindakkan yang muncul dari hasil perencanaan di awal sebagai wujud
implementasi tindakkan
G. EVALUASI
Merupakan
hasil dari tindakan yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan atau permasalahan
yang telah terjadi sebagai hasil akhir dari implementasi. Dipastikan lahan
sudah sangat sesuai dengan tindakan yang pada awalnya telah direncanakan dan
implementasikan secara menyeluruh.